NURJATINEWS.COM – KARAWANG 09 April 2025 Setiap insan manusia di bumi ini semua ingin hidup senang,tapi terkadang nasib manusia tidak semua sama, ada yang hidup senang berkecukupan dengan bergelimang harta ada yang hidup sederhana yang penting bisa bahagia serta ada yang masih hidup di bawah garis kemiskinan,salah satunya Jaya pria kelahiran Karawang ini kini tinggal di desa Jayanegara kecamatan Tempuran kabupaten Karawang Jawa barat tinggal di rumah mirip kandang ayam.
Jaya saat di temui media Nurjatinews.com di rumahnya mengatakan saya mengharapkan bantuan para dermawan dan pemerintah setempat karena himpitan ekonomi,kami tinggal di gubuk yang mirip kandang ayam,Jaya yang sehari harinya berprofesi sebagai buruh harian lepas/ buruh tani dan sekarang kondisinya sudah tidak mampu lagi untuk bekerja.
Dan selama ini dari pemerintah desa kami cuma dapat bantuan beras,sejauh ini pihak RT belum mengusulkan untuk mendapatkan bantuan BLT,atau PKH kami sangat menginginkan bantuan dari pemerintah desa maupun pemerintah pusat bagaimana caranya supaya bisa tinggal di rumah yang layak huni dan bisa untuk makan sehari hari.
Kondisi gubuk Jaya yang kondisinya memang memprihatinkan, terlebih lagi kamar tempat tidur yang menyatu dengan yang lainya terlihat berantakan,Ketika hujan turun secara otomatis air memenuhi rumah,untung tak dapat diraih malang tak dapat di tolak begitu kira kira ungkapan pepatah kata untuk Jaya
Bagai mana tidak, karena keterbatasan ekonomi,sudah lama keadaan ekonominya tidak menentu Jaya harus menjalani pahitnya kehidupan.Bahkan,harus rela tinggal di gubuk reyot yang mirip kandang Ayam berdinding bilik bambu dan plastik yang keropos dimakan usia.sedihnya, saat hujan mengguyur.
Hati siapa yang tidak iba jika melihat seorang pria usia lanjut tinggal di rumah reyot layaknya kandang ayam namun bagi Jaya kondisi ini merupakan takdir yang harus dijalaninya, ketidakmampuan dalam sisi ekonomi membuatnya tetap bertahan,dia hanya berharap kepada para dermawan dan pemerintah desa untuk dapat memberikan bantuan dengan nada lirih memelas dan penuh harap.
(Mariatullah)