Ragam

Banyak  Lubang di Jalur Pantura Dawuan Tengah Karawang Siapa yang Bertanggung Jawab

19
×

Banyak  Lubang di Jalur Pantura Dawuan Tengah Karawang Siapa yang Bertanggung Jawab

Sebarkan artikel ini

NURJATINEWS.COMKARAWANG 24 Agustus 2025 — Sejumlah lubang di sepanjang jalur Pantura, tepatnya di kawasan Desa Dawuan Tengah, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, ditemukan dalam kondisi rusak dan tak terawat. Tidak hanya satu, tapi terdapat beberapa titik penutup saluran yang amblas, retak, hingga membentuk lubang membahayakan di tengah badan jalan.

Jalur Pantura dikenal sebagai urat nadi lalu lintas nasional, dilewati ribuan kendaraan setiap harinya—termasuk truk-truk bertonase besar. Dengan kondisi seperti ini, keselamatan pengendara terancam, terutama pada malam hari saat lubang sulit terlihat atau saat hujan deras mengguyur. “Setiap hari saya lewat sini, ada lebih dari tiga titik lobang yang sudah rusak. Motor saya pernah hampir jatuh gara-gara lubang,” ujar Yudi (29), warga sekitar.

Hingga kini belum terlihat adanya upaya perbaikan dari pihak berwenang. Kondisi ini menimbulkan tanda tanya besar: siapa yang bertanggung jawab atas perawatan dan penanganan infrastruktur jalan ini

Berdasarkan statusnya sebagai jalan nasional, pengelolaan Jalan Pantura seharusnya berada di bawah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN), di bawah naungan Kementerian PUPR. Namun, peran pengawasan dan pelaporan kerusakan di lapangan tetap melibatkan pemerintah daerah dan aparat desa setempat.

Pakar transportasi dari Universitas Singaperbangsa Karawang, Dr. Iqbal Maulana, menilai lambatnya penanganan masalah seperti ini mencerminkan lemahnya koordinasi antar instansi. “Kalau hanya saling lempar tanggung jawab, warga yang akan terus jadi korban. Ini soal keselamatan, bukan sekadar lubang di jalan,” tegasnya.

Masyarakat berharap adanya perbaikan cepat dan penanganan menyeluruh, bukan sekadar tambal-sulam. Infrastruktur kecil seperti manhole sering diabaikan, padahal fungsinya vital dan kerusakannya bisa membawa dampak besar. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan muncul korban jiwa di masa mendatang.

(Mumuh.M)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *