NURJATINEWS.COM – BREBES – Ratusan pedagang, Minggu pagi, 9 Juni 2024 tampak berjejer rapi di halaman Kompleks Islamic Center Brebes. Mereka adalah anggota yang tergabung dalam paguyuban pedagang Pasar Ahad Saporete, yang pagi itu telah diresmikan keberadaannya oleh Pemkab Brebes.
Warga Brebes juga tak mau ketinggalan untuk menikmati ragam sajian kuliner yang disuguhkan. Mereka dimanjakan dengan makanan khas Brebes tempo dulu.
Dari ratusan pedagang, masyarakat Brebes bisa menikmati berbagai macam menu sarapan pagi. Diantaranya, nasi ponggol, Adep – adep, nasi lengko, bubur ayam dan yang lainya.
Berbagai makanan tradisional seperti klepon, gemblong, kue nogosari juga tampak diminati pembeli. Selain ragam kuliner, banyak warga yang membeli sayuran hidroponik, dimana sayuran langsung dicabut dari media tanamnya.
Pasar Ahad Saporete, Sajikan Aneka Kuliner Tradisional Khas Brebes (1)
Panitia membagi dua kelompok, yakni untuk kuliner sarapan pagi berada di halaman bagian dalam. Sementara untuk non kuliner seperti busana dan permainan anak ditempatkan di halaman luar.
Menurut Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten Brebes, Ahmad Ma’mun, gelaran pasar rakyat tersebut sengaja diperuntukkan bagi warga Brebes. “Ini pedagangnya juga harus warga Brebes, kalau pedagang di luar Brebes harus ada kesepakatan dengan pedagang asli Brebes,” jelasnya.
Namun, Ahmad Ma’mun menerangkan, dari sekian banyak pedagang yang mendaftar hampir semua orang Brebes. “Kalau minggu kemarin sekitar seratus pedagang, tapi hari ini meningkat hingga 225 pedagang,” terangnya.
Hadirnya Pasar Ahad Saporete yang bertempat di halaman Islamic Center ini untuk memberdayakan pelaku usaha mikro. “Diharapkan ini bisa meningkatkan kesejahteraan pedagang kecil,” jelas Ma’mun.
Pasar Ahad Saporete, Sajikan Aneka Kuliner Tradisional Khas Brebes (2)
Sementara itu, Asisten Sekda, Mohammad Iqbal menjelaskan, pasar tersebut merupakan kerjasama Pemkab dengan Yayasan Islamic Senter. “Kami berkeinginan ini akan terus menjadi sarana dalam memberdayakan pelaku usaha kecil,” jelasnya.
Salah satu pedagang makanan tradisional Wasroh (57) merasa antusias atas digelarnya pasar itu. “Alhamdulillah laris, ini jajan jaman dulu, tapi masih banyak yang suka,” tuturnya.
Mahmudah, salah satu pedagang baju yang juga turut meramaikan pagi itu menerangkan, seluruh pedagang harus mendaftar dahulu. “Sebelum jualan harus menyerahkan KTP dan KK, nanti dapat nomor lapak,” katanya.
Ketua Yayasan Islamic Senter Brebes Zaenal Arifin berharap semua pedagang bisa mematuhi tata tertib yang sudah ditentukan. “Semua pedagang harus mengenakan busana muslim, kalau tidak, maka akan kami peringatkan, supaya selanjutnya bisa berbusana muslim,” katanya.
(Amin)